Kamis, 18 Desember 2014

5.000 hektare pisang Abaca dibuka di Pulau Simeulue

5.000 hektare pisang Abaca dibuka di Pulau Simeulue
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, didampingi Kadis Perikanan Simeulue, Bupati Simeulue, Riswan NS dan wakil Bupati Simeulue, Hasrul Edyar, Ketua DPRK dan Kapolres Simeulue, menekan tombol sirine saat peresmian Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Teluk Sinabang, di kawasan Lugu, Kecamatan Simeulue Timur


sumber : Serambi

SINABANG - PT Kertas Leces (Persero), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) dengan Pemkab Simeulue dalam hal pengembangan tanaman pisang Abaca, yakni pisang yang menjadi bahan baku kertas termasuk untuk pembuatan uang kertas. Pisang yang sangat langka di daerah lain itu akan dikembangkan pada areal seluas 5.000 hektare.

Penandatanganan MoU berlangsung Sabtu (4/5) di lokasi PPI Teluk Sinabang, antara Bupati Simeuleu, Riswan NS dengan Dirut PT Kertas Leces, Budi Kusmarwoto, disaksikan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.

Dahlan Iskan pada kesempatan itu menjelaskan, pengembangan pisang Abaca di Simeulue akan segera diwujudkan, seiring dengan telah ditandatanginya MoU antara Pemerintah Daerah dengan PT Kertas Leces.

Dahlan mengaku sangat penasaran dengan pisang Abaca tumbuh liar di Simeulue. Untuk mengobati rasa penasarannya, ia langsung berkunjung ke Simeulue bersama dengan Dirut PT Kertas Leces. “Saya penasaran, pisang Abaca tumbuh di Simeulue, kok di daerah saya (di Megetan, Jawa Timur) tidak,” kata Dahlan Iskan yang tampil mengenakan sepatu kets yang mejadi ciri khasnya.

Saking penasarannya, Menteri BUMN ini sempat meminta masyarakat untuk naik ke podium menjelaskan kepadanya soal banyaknya pisang Abaca tumbuh liar di hutan Simeulue. “Saya ingin mendengarkan langsung dari masyarakat soal pisang Abaca di Simeulue,” ujarnya yang disambut aplus masyrakat yang memadati pelabuhan PPI Teluk Sinabang. 

Pisang Abaca, lanjut Dahlan, selain untuk bahan baku pembuatan kertas, juga bisa digunakan sebagai bahan pembuatan uang kertas.

Menteri BUMN Dahlan Iskan, juga mengatakan umur pisang Abaca yang sudah bisa diolah seratnya untuk bahan baku kertas, yakni batang bisang Abaca yang telah berumur delapan bulan.

Nantinya, kata Dahlan, penduduk Simeulue punya penghasilan tambahan dari penjualan pisang Abaca, yang akan ditampung oleh agen pengumpul ketika program itu berjalan dalam waktu dekat.

Pada kunjungannya ke Simeulue, Dahlan Iskan juga mengaku bangga dengan laporan capaian 96 persen pasokan listrik. “Sesuai laporannya bahwa Simeulue sudah 96 persen listriknya ini sangat membanggakan, berbeda dengan kabupaten lain ada yang masih 40 persen,” demikian Dahlan Iskan.

Bupati Simeulue, Drs Riswan NS, menyebutkan, antara Pemerintah Daerah dengan PT Kertas Leces akan mengembangkan pisang Abaca di areal lahan seluas 5.000 hektare.

Dia berharap kerja sama itu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Simeulue. “Kalau bisa bulan depan ini terwujud,” kata Riswan kepada wartawan sebelum meninggalkan lokasi PPI Teluk Sinabang.


Secara terpisah, Anggota DPRK Simeulue Rasmanudin H Rahamin mangharapkan dengan kedatangan Menteri Negara BUMN ke Simeulue bisa menularkan semangat hidup, kreatif, dan inovatif bagi masyarakat. 

“Kedatangan rombongan semakin menegaskan bahwa berbagai potensi alam Simeulue sangat menjanjikan, seperti lobster, cengkeh, bahan kertas uang dari serat pisang Abaca, dan hidrocarbon. Semua ini harus menjadi rahmat yang mensejahterakan rakyat Simeulue,” kata Rasmanudin.

Kunjungi Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar