Mesin Pengolah Serat Batang Pisang Abaca |
Sumber : Serambi
SINABANG
- Dua mesin pengolah serat batang pisang abaca mulai dioperasikan kelompok
petani di Simeulue. Namun, dua mesin itu dianggap masih kurang sehingga mesti
didatangkan sepuluh unit lagi untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok di
daerah itu.
Serat
pisang abaca salah satu peruntukannya untuk bahan baku uang kertas. Selain di
Simeulue, serat pisang abaca diproduksi di Nias dan beberapa daerah lainnya.
Kepala
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Simeulue, Ir Ibnu Abbas, yang dikonfirmasi
Serambi, Kamis (4/9) mengatakan dua unit mesin pengolah batang pisang abaca
tersebut sudah dioperasikan di Kecamatan Teupah Selatan. Dari dua mesin itu
bisa memproduksi sedikitnya 200 kilogram lebih sehari serat pisang abaca.
“Sudah
ujicoba beroperasi (mesin pengolah serat pisang abaca) di Teupah Selatan
langsung ditangani oleh petani. Untuk memaksimalkan produksi mesin akan
didatangkan lagi sebanyak sepuluh unit,” katanya. Selain di kawasan Teupah
Selatan, nantinya mesin pengolah serat batang pisang abaca itu akan di
tempatkan di Kecamatan Simeulue Barat.
Mengenai
bahan baku produksi, batang pisang abaca masih sangat banyak terdapat di
Simeulue lantaran tidak pernah dimanfaatkan peruntukannya. Apalagi, batang
pisang abaca tanpa ditanam tumbuh subur di daerah itu terutama di kawasan
hutan.
Sementara
itu, mengenai pengiriman hasil produksi, lanjut Ibnu, untuk sekali pengiriman
minimal harus ada serat pisang abaca sebanyak 40 ton. Untuk itu, penambahan
mesin produksi harus ditambah kepada kelompok petani. “Kalau hanya dua mesin
butuh waktu lama mengumpulkan 40 ton serat. Ini mengakibatkan petani lama
kembali biaya produksi,” imbuhnya.
Pihaknya
pun saat ini sedang berupaya mengajak pemodal yang bersedia memodali petani
untuk memproduksi serat abaca itu di Simeulue.
Kunjungi Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar