Kamis, 18 Desember 2014

Banyak Lokasi Wisata di Simeulue belum Dikelola

Banyak Lokasi Wisata di Simeulue belum Dikelola


sumber : serambi

SINABANG - Sebanyak 43 titik lokasi wisata yang terdapat di Kabupaten Simeulue, perlu segera dibenahi. Sebab, lokasi wisata yang terbentuk secara natural di Simeulue itu belum seluruhnya terjamah dari segi fasilitas pendukung sebagai kawasan wisatanya.

Dari jumlah tersebut, hanya belasan lokasi saja yang kini aktif dikunjungi wisatawan domestik maupun manca negara (wisman), walau pun tidak semuanya terdapat prasarana yang memadai.

Adapun lokasi wisata aktif dikunjungi wisatawan lokal maupun wisman, yang terdapat di Simeulue, di antaranya wisata Pantai Busung, Ganting, Pulau Siumat, kawasan Makam Teungku Diujung, Nancala, Naibos, Alus-alus, Teluk Sibigo, Laut Tawar, Babang, Pulau Mincau, Pulau Panjang dan Pulau Sefelak.

“Sedangkan lokasi-lokasi wisata lainnya ada juga pengunjung, namun tidak seramai di tempat wisata yang sudah sering dikunjungi tersebut,” ujar Kadis Disbudparpora Simeulue, Ir Sukoco Erwan, saat berbincang dengan Serambi Kamis (15/11) di Sinabang, seraya mengatakan bahwa sebayak 43 lokasi wisata di Simeulue itu, sudah terdata oleh instansi yang dipimpinnya.

Karena masih minim prasarana di tempat wisata, kata Sukoco, menyebabkan lokasi wisata tersebut kurang pengunjung. Padahal, kalau sarana penunjang di lokasi wisata sudah tersedia cukup banyak aktifitas yang bisa ditampilkan untuk menarik pengunjung ke tempat tujuan wisata.

“Banyak yang harus disiapkan di tempat wisata itu seperti panggung hiburan, pondok wisata, soevenir, ruang MCK, ini harus sudah ada di lokasi,” pungkasnya, seraya mengatakan instansinya tidak mampu berbuat lantaran terbentur dari segi anggarannya yang sangat minim.

Lebih lanjut, kata dia, hal yang paling utama diperhatikan mempromosikan lokasi wisata ialah akses jalan ke lokasi wisata disertai gerbang kawasan wisata. “Kalau itu sudah tersedia di lokasi wisata banyak bisa kita tampilkan berbagai macam atraksi budaya setiap akhir pekan untuk memikat pengunjung,” tandasnya.

Menyangkut trasportasi ke Simeulue, menurut mantan Kadis DKP itu menjadi kendala yang tengah dihadapi saat ini guna mempromosikan wisata kepulauan yang berdekatan dengan Samudera Hindia itu.

“Sangat berpengaruh sekali soal transportasi ini, pesawatnya kadang berangkat kadang tidak, belum lama ini juga pesawat Merpati sudah tidak terbang lagi ke Simeulue. Sedangkan lewat laut jumlah trip feri juga terbatas tidak setiap hari berlayar,” pungkasnya.

“Ini yang dikeluhkan visitor alias pengunjung wisatawan nusantara maupun wisman,” sambungnya. Pada kesempatan yang sama Ia juga menyebutkan, saat ini terdapat tiga lokasi pembinaan desa wisata di Simeulue, diantaranya Desa Pulau Siumat, Busung dan Ganting, ketiga desa itu diharapkan bisa menjadikan contoh bagi lokasi wisata lainnya yang belum mendapat wisata binaan. “Pembinaan desa wisata ini diharapkan berlangsung selama tiga tahun ke depan,” jelasnya.

Di sisi lain, tambah dia, sala satu lokasi wisata air terjun di Kecamatan Simeulue Tengah, paling diminata warga, saat ini tidak lagi berfungsi maksimal. Lantaran, air terjunnya tidak ada lagi kecuali curah hujan tinggi. “Wisata yang tidak lagi efektif seperti air terjun Putra Jaya, akibat dipengaruhi oleh aktifitas galian C di dekat lokasi berdampak pada lokasi wisata air terjunnya,” katanya.


Pihaknya pun, tidak dapat berbuat banyak mencegah atau melarang aktifitas di dekat lokasi wisata. Sebab aktifitas itu memiliki legalitas dan diketahui semua khalayak. “Harus didukung oleh semua pihak agar terwujudnya Simeulue Daerah Tujuan Wisata (DTW),” demikian Sukoco menjelaskan.

Kunjungi Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar