sumber : serambi
SINABANG
- Sebanyak 43 titik lokasi wisata yang terdapat di Kabupaten Simeulue, perlu
segera dibenahi. Sebab, lokasi wisata yang terbentuk secara natural di Simeulue
itu belum seluruhnya terjamah dari segi fasilitas pendukung sebagai kawasan
wisatanya.
Dari
jumlah tersebut, hanya belasan lokasi saja yang kini aktif dikunjungi wisatawan
domestik maupun manca negara (wisman), walau pun tidak semuanya terdapat
prasarana yang memadai.
Adapun
lokasi wisata aktif dikunjungi wisatawan lokal maupun wisman, yang terdapat di
Simeulue, di antaranya wisata Pantai Busung, Ganting, Pulau Siumat, kawasan
Makam Teungku Diujung, Nancala, Naibos, Alus-alus, Teluk Sibigo, Laut Tawar,
Babang, Pulau Mincau, Pulau Panjang dan Pulau Sefelak.
“Sedangkan
lokasi-lokasi wisata lainnya ada juga pengunjung, namun tidak seramai di tempat
wisata yang sudah sering dikunjungi tersebut,” ujar Kadis Disbudparpora
Simeulue, Ir Sukoco Erwan, saat berbincang dengan Serambi Kamis (15/11) di
Sinabang, seraya mengatakan bahwa sebayak 43 lokasi wisata di Simeulue itu,
sudah terdata oleh instansi yang dipimpinnya.
Karena
masih minim prasarana di tempat wisata, kata Sukoco, menyebabkan lokasi wisata
tersebut kurang pengunjung. Padahal, kalau sarana penunjang di lokasi wisata
sudah tersedia cukup banyak aktifitas yang bisa ditampilkan untuk menarik
pengunjung ke tempat tujuan wisata.
“Banyak
yang harus disiapkan di tempat wisata itu seperti panggung hiburan, pondok
wisata, soevenir, ruang MCK, ini harus sudah ada di lokasi,” pungkasnya, seraya
mengatakan instansinya tidak mampu berbuat lantaran terbentur dari segi
anggarannya yang sangat minim.
Lebih
lanjut, kata dia, hal yang paling utama diperhatikan mempromosikan lokasi
wisata ialah akses jalan ke lokasi wisata disertai gerbang kawasan wisata.
“Kalau itu sudah tersedia di lokasi wisata banyak bisa kita tampilkan berbagai
macam atraksi budaya setiap akhir pekan untuk memikat pengunjung,” tandasnya.
Menyangkut
trasportasi ke Simeulue, menurut mantan Kadis DKP itu menjadi kendala yang
tengah dihadapi saat ini guna mempromosikan wisata kepulauan yang berdekatan
dengan Samudera Hindia itu.
“Sangat
berpengaruh sekali soal transportasi ini, pesawatnya kadang berangkat kadang
tidak, belum lama ini juga pesawat Merpati sudah tidak terbang lagi ke
Simeulue. Sedangkan lewat laut jumlah trip feri juga terbatas tidak setiap hari
berlayar,” pungkasnya.
“Ini
yang dikeluhkan visitor alias pengunjung wisatawan nusantara maupun wisman,”
sambungnya. Pada kesempatan yang sama Ia juga menyebutkan, saat ini terdapat
tiga lokasi pembinaan desa wisata di Simeulue, diantaranya Desa Pulau Siumat,
Busung dan Ganting, ketiga desa itu diharapkan bisa menjadikan contoh bagi lokasi
wisata lainnya yang belum mendapat wisata binaan. “Pembinaan desa wisata ini
diharapkan berlangsung selama tiga tahun ke depan,” jelasnya.
Di
sisi lain, tambah dia, sala satu lokasi wisata air terjun di Kecamatan Simeulue
Tengah, paling diminata warga, saat ini tidak lagi berfungsi maksimal.
Lantaran, air terjunnya tidak ada lagi kecuali curah hujan tinggi. “Wisata yang
tidak lagi efektif seperti air terjun Putra Jaya, akibat dipengaruhi oleh
aktifitas galian C di dekat lokasi berdampak pada lokasi wisata air terjunnya,”
katanya.
Pihaknya
pun, tidak dapat berbuat banyak mencegah atau melarang aktifitas di dekat
lokasi wisata. Sebab aktifitas itu memiliki legalitas dan diketahui semua
khalayak. “Harus didukung oleh semua pihak agar terwujudnya Simeulue Daerah
Tujuan Wisata (DTW),” demikian Sukoco menjelaskan.
Kunjungi Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar