Foto Kerapu Simeulue |
sumber : Serambi
SINABANG
- Pemerintah Kabupaten Simeulue meminta perusahaan jasa angkutan penyeberangan
PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) meninjau ulang jadwal
keberangkatan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang yang diberlakukan
sejak 1 Agustus 2013 di mana keberangkatan feri dari Sinabang ke Labuhan Haji
maupun Sinabang ke Singkil pada pagi hari.
Masalahnya,
keberangkatan pada pagi hari menyebabkan calon penumpang dari tiga kecamatan di
Kabupaten Simeulue, yakni Simeulue Barat, Alafan, dan Teluk Dalam, tidak bisa
terangkut, karena tempat tinggal mereka jauh dari Sinabang. Kalau pun mereka
tetap ingin berangkat, maka terlebih dahulu harus menginap satu malam di
Sinabang, sehingga membutuhkan tambahan biaya.
Kadishubkomintel
Simeulue Narmiadin SSos, kepada Serambi, Senin (26/8) mengatakan, jadwal
keberangkatan feri dari Simeulue setiap pagi hari sebagaimana berlaku selama
ini, kecuali pagi Jumat, maka secara otomatis masyarakat Simeulue yang tinggal
jauh dari pelabuhan penyeberangan Kuta Batu, Simeulue Timur, harus menambah
biaya perjalanannya sebelum menyeberang untuk ke dua rute tersebut.
“Permintaan
perubahan jadwal itu sudah dilayangkan baik oleh Bupati Simeulue maupun DPRK,
tetapi sepertinya pihak ASDP belum mengabulkan permintaan daerah sesuai
suratnya yang diterima dua hari lalu,” kata Narmiadin, saat meninjau pekerjaan
rehab lokasi terminal angkutan di Sinabang, Senin (26/8).
Menurutnya,
sejak penambahan rute pelayaran dan perubahan jadwal keberangkatan, masyarakat
di tiga kecamatan seperti Simeulue Barat, Alafan dan Kecamatan Teluk Dalam,
harus menginap satu malam di Kota Sinabang. Hal ini dilakukan agar tidak
terburu-buru mengejar feri yang berangkat pada pagi harinya, lantaran
kawasannya jauh.
“Kalau
paginya berangkat dari rumah sangat terburu-buru mengejar jadwal keberangkatan
feri. Dengan demikian masyarakat dari wilayah itu harus menginap satu malam
lagi di Sinabang sebelum menyeberang besok paginya,” tandas mantan Camat
Simeulue Tengah itu.
Lebih
lanjut kata dia, dengan waktu keberangkatan yang kerap berubah alias molor dari
waktu yang ditentukan, maka jadwal feri tiba di tempat tujuan juga berubah.
“Bayangkan berangkat dari Sinabang pukul dua siang, tiba di Labuhan Haji jelang
tengah malam, penumpang kapal sangat mengeluhkan hal itu,” ujarnya, seraya
menambahkan agar masyarakat dan jasa pengangkutan tidak dirugikan, kepada pihak
ASDP harus mempertimbangkan hal itu.
Kunjungi Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar