Kamis, 18 Desember 2014

PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) meninjau ulang jadwal keberangkatan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang

PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) meninjau ulang jadwal keberangkatan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang
Foto Kerapu Simeulue 


sumber : Serambi

SINABANG - Pemerintah Kabupaten Simeulue meminta perusahaan jasa angkutan penyeberangan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) meninjau ulang jadwal keberangkatan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang yang diberlakukan sejak 1 Agustus 2013 di mana keberangkatan feri dari Sinabang ke Labuhan Haji maupun Sinabang ke Singkil pada pagi hari.

Masalahnya, keberangkatan pada pagi hari menyebabkan calon penumpang dari tiga kecamatan di Kabupaten Simeulue, yakni Simeulue Barat, Alafan, dan Teluk Dalam, tidak bisa terangkut, karena tempat tinggal mereka jauh dari Sinabang. Kalau pun mereka tetap ingin berangkat, maka terlebih dahulu harus menginap satu malam di Sinabang, sehingga membutuhkan tambahan biaya.

Kadishubkomintel Simeulue Narmiadin SSos, kepada Serambi, Senin (26/8) mengatakan, jadwal keberangkatan feri dari Simeulue setiap pagi hari sebagaimana berlaku selama ini, kecuali pagi Jumat, maka secara otomatis masyarakat Simeulue yang tinggal jauh dari pelabuhan penyeberangan Kuta Batu, Simeulue Timur, harus menambah biaya perjalanannya sebelum menyeberang untuk ke dua rute tersebut.

“Permintaan perubahan jadwal itu sudah dilayangkan baik oleh Bupati Simeulue maupun DPRK, tetapi sepertinya pihak ASDP belum mengabulkan permintaan daerah sesuai suratnya yang diterima dua hari lalu,” kata Narmiadin, saat meninjau pekerjaan rehab lokasi terminal angkutan di Sinabang, Senin (26/8).

Menurutnya, sejak penambahan rute pelayaran dan perubahan jadwal keberangkatan, masyarakat di tiga kecamatan seperti Simeulue Barat, Alafan dan Kecamatan Teluk Dalam, harus menginap satu malam di Kota Sinabang. Hal ini dilakukan agar tidak terburu-buru mengejar feri yang berangkat pada pagi harinya, lantaran kawasannya jauh.

“Kalau paginya berangkat dari rumah sangat terburu-buru mengejar jadwal keberangkatan feri. Dengan demikian masyarakat dari wilayah itu harus menginap satu malam lagi di Sinabang sebelum menyeberang besok paginya,” tandas mantan Camat Simeulue Tengah itu.


Lebih lanjut kata dia, dengan waktu keberangkatan yang kerap berubah alias molor dari waktu yang ditentukan, maka jadwal feri tiba di tempat tujuan juga berubah. “Bayangkan berangkat dari Sinabang pukul dua siang, tiba di Labuhan Haji jelang tengah malam, penumpang kapal sangat mengeluhkan hal itu,” ujarnya, seraya menambahkan agar masyarakat dan jasa pengangkutan tidak dirugikan, kepada pihak ASDP harus mempertimbangkan hal itu.

Kunjungi Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar