Kepala Bappeda Aceh, Prof Dr Abubakar Karim MS dan Kadis Pengairan Aceh, Ir Anwar Ishak, Selasa (12/11) meninjau lokasi proyek Waduk Sipuluh, yang telah dibangun 2004 sampai kini belum selesai. |
sumber : serambi
BANDA
ACEH - Proyek embung atau waduk Sipuluh di Kecamatan Simeulue Cut, Kabupaten
Simeulue, sampai sekarang belum juga selesai dikerjakan. Padahal pembangunannya
sudah memakan waktu sembilan tahun dan menguras dana belasan miliar.
Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh, Prof Dr Abubakar Karim MS,
mengaku tak habis pikir. Apalagi waduk yang dibangun itu bukan berskala besar,
melainkan skala sedang, dengan luas areal sekitar 200x200 meter.
“Proyek
ini telah membuat publik menilai negatif. Ada apa dengan Embung Sipuluh? Sejak
tahun 2004 dibangun, tapi belum selesai sampai akhir tahun 2013 ini,” pungkas
Abubakar.
Ia
mensinyalir adanya permainan pejabat pada proyek tersebut, baik di jajaran
teknis maupun non teknis. “Siapa yang bermain dalam proyek embung ini
sebelumnya?” tanyanya lagi.
Sinyalemen
Kepala Bappeda Aceh itu memang cukup beralasan. Ia menjelaskan, proyek Embung
Sipuluh telah mulai dikerjakan sejak tahun 2004 dengan pagu anggaran mencapai
miliaran rupiah yang bersumber dari APBN.
BBR Aceh-Nias ketika itu juga ada
mengalokasikan anggaran miliaran rupiah untuk kelanjutan proyek waduk tersebut.
Tahun
2006-2007 alokasi dana ditiadakan, dan kemudian dialihkan ke APBA. “Pengalihan
itu karena desakan masyarakat setempat, agar proyek embung itu segera
diselesaikan untuk mengairi sawah,” ujarnya.
Namun
pada tahun 2009, alokasi anggaran untuk kelanjutan pekerjaan menurun menjadi Rp
900 juta, tahun 2010 turun lagi menjadi Rp 500 juta. Tahun 2011 dana yang
dialokasikan mencapai Rp 1 miliar, dan tahun 2012 tidak dialokasikan.
Tahun
2013, kembali dialokasikan dalam APBA murni Rp 1,7 miliar dan APBA Perubahan
sebesar Rp 5 miliar. “Penambahan alokasi anggaran itu dilakukan karena rekanan
telah bekerja melampui target dari alokasi anggaran APBA murni,” tutur
Abubakar.
Dari
data yang ada, total anggaran yang dihabiskan untuk proyek tersebut mencapai Rp
12,6 miliar. Namun itu hanya berdasarkan dari yang tercatat saja.
Kemungkinannya, anggaran yang dihabiskan lebih besar lagi, karena ada beberapa
alokasi dana yang tidak diketahui besarannya, seperti pada tahun 2004 dan dari
BRR Aceh-Nias.
Meski
anggaran yang dikucurkan sudah cukup banyak, tetapi sambung Kepala Bappeda,
berdasarkan laporan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) anggaran itu masih
belum cukup karena banyak pekerjaan sebelumnya yang harus dibenahi kembali.
Kondisi
tersebut menurut Abubakar Karim, tidak hanya terjadi di Simeulue saja, tetapi
juga terjadi di kabupaten/kota lainnya di Aceh. Indikasi tersebut kata dia,
terlihat saat dirinya bersama Kepala Dinas Pengairan Aceh, Anwar Ishak,
meninjau pembangunan waduk dan bendungan irigasi di sejumlah kabupaten/kota.
“Banyak
proyek di kabupaten/kota, baik skala menengah maupun kecil, yang tak kunjung
selesai meski telah menghabiskan anggaran Rp 5 miliar,” ucap Kepala Bappeda
Aceh tersebut.
Kepala
Dinas Pengairan Aceh, Ir Anwar Ishak, ketika dimintai penjelasannya terkait
berlarutnya pembangunan Embung Sipuluh belum bisa memberi jawaban kongkret
karena dia mengaku baru delapan bulan dilantik sebagai kepala dinas.
Ia
hanya menjelaskan, kunjungannya bersama Kepala Bappeda Aceh bertujuan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi Embung tersebut. Turut serta bersama mereka
Kabid Perencanaan dan PPTK agar bisa diketahui mana lagi yang perlu dibenahi,
agar waduk bisa beroperasi pada tahun 2014 nanti.
Anwar
juga mengaku setuju dengan konsep Kepala Bappeda Aceh, dimana mulai tahun 2014
nanti, setiap pelaksanaan pembangunan waduk, embung dan bendungan irigasi
berskala sedang harus bisa selesai dalam waktu tiga tahun.
“Karena
itu, usulan baru dan penyelesaian proyek waduk embung dan bendungan irigasi
yang sampai kini belum tuntas, akan dikaji kembali secara menyeluruh dampak
dari pembangunannya bagi peningkatan produksi pangan, untuk penyelesaiannya,”
ujar Anwar Ishak.
Kunjungi Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar